Autobiografi Emunda

|


Holaa People
            Let me introduce my self. Begitu dilahirkan saya diberi nama Emunda Primadiayu Putri, sempat berganti beberapa kali nama tapi akhirnya pakai nama itu. Kata orang tua saya arti dari nama itu adalah Emunda, yang ternyata adalah gabungan nama dari ayah dan ibu. Prima yaitu anak pertama dan ayu katanya sih anaknya paling cantik diantara yang lain ( padahal kenyataannya uda kalah saing, hehehe ). Kalau Putri ya anak perempuan. Jadi kalau digabung artinya anak perempuan pertama dari ayah dan ibu yang paling cantik. Pertama kali masuk dunia pendidikan itu masuk kelompok bermain “Intan Play Group” yang lokasinya dekat dengan rumah. Yah..like a anak-anak kecil pada umumnya yang masih malu-malu. Tapi begitu masuk taman kanak-kanak “Arisska” mulai deh punya temen sepermainan hihi. Cindy dan Rani. Merekalah sahabat yang benar-benar sudah seperti saudara tapi sekarang uda lost contact L  so sad. Mulai dari hal-hal konyol, memalukan, menakjubkan, dan membanggakan versi balita kita lakukan. Tapi semenjak masuk SMP kita uda sibuk masing-masing, kalau SD masih beberapa kali ketemu mereka.
            Sekolah Dasar “Al-Muslim” disitulah saya bersekolah Full Day School mulai dari jam 07.00 – 16.00. Kalau flashback pemikiran, mana bisa anak kecil sekolah dari pagi sampai sore, setiap hari. Tapi ternyata semua hal yang kita pikir itu tidak mungkin, bisa menjadi mungkin kalau dijalani dengan enjoy. Masa-masa SD inilah mulai mengenal sahabat sejati dan beberapa kegiatan positif. Sampai ketika itu kita membenuk grup PAF.VITS singkatan dari Putri (nama SD saya), Ainy, Firdha, Viras, Ilin, Tyas, Suri. Yah begitulah masa SD yang masih terkenal dengan pertemenan grup hehehe. Sekolah dan teman-temen semasa itu seperti rumah kedua dan saudara kedua bagi saya karena mau tidak mau seharian kita selalu bersama menjalani aktivitas. Karena ada saudara yang satu atap sekolah, kami sempat berjualan permen Lips yang pada waktu itu Hits dan susu milo yang kami tawarkan ketika istirahat sekolah. Benar-benar ketagihan dan langsung habis pada istirahat pertama, disitulah kami mulai muncul ide-ide bisnis kecil yang bisa kami tawarkan ke teman-teman sekolah. Walaupun pada waktu itu, sempat dilarang oleh guru, yang akirnya kami tawarkan ketika jam pulang sekolah. Kesenangan tersendiri karena bisa memiliki penghasilan lumayan secara kontinyu pada masa itu. Namun ketika kelas 6, kami stop berjualan karena focus untuk UN. Karena kecerobohan, kartu UN yang seharusnya wajib disimpan dan dibawa, milik saya justru hilang entah kemana, dan ada satu kertas penting lagi yang kelunturan tinta yang mengakibatkan guru-guru harus mengurus ke Dinas hanya untuk satu kartu. Tetapi akhirnya bisa mengikuti ujian walaupun harus merepotkan beberapa guru.
Nah ketika pengumuman kelulusan, di amplop bertuliskan kalimat yang panjang, sedangkan kalau pernyataan “Lulus” kan hanya beberapa kata. Karena pada saat pengumuman kelulusan di ruangan yang gelap, saya mencoba membaca tulisan tersebut secara beruang-ulang. Betapa kagetnya ketika tulisan tersebut menyatakan “Dinyatakan Tidak Lulus” disitu saya langsung nangis terdiam dan sangat menyesal, sempat terlintas dipikiran “Lalu untuk apa saya selama 6 tahun dan hasilnya sia-sia” , menangis dan menangis lagi. Sampai teman-teman datang dan memeluk dengan erat. Hingga menarik perhatian wali kelas datang menghampiri. Disitu wali kelas saya membisik dan berkata “Maaf Putri itu suratnya tertukar bukan untuk kamu, yang ini untuk kamu” sambil membawa surat kedua yang diberikan pada saya. Dengan Bismillah membuka surat kedua berharap pernytaan surat pertama itu salah. Ternyata benar, surat kedua saya dinyatakan “Lulus”. Betapa gembiranya dan bersyukur atas apa yang saya dapat. Begitu juga dengan teman-teman disekitar. Ternyata ada 4 orang yang dinyatakan tidak lulus sebelumnya. Dan jumlah kelas 6 pada angkatan saya yaitu sebanyak 4 kelas yaitu A, B, C dan D. Disitu wali kelas masing-masing siswa yang dinayatakan tidak lulus menghampiri secara personal, dan mengatakan “Ini pelajaran untuk kalian yang suka membikin orang lain repot atau teledor atau selalu membikin masalah semasa tingkat SD, semoga bisa menjadi pelajaran berharga untuk kalian agar lebih prepare , mandiri dan berhati-hati dalam bertindak. Jadi memang sengaja per kelas ada perwakilan 1 orang yang dinyatakan tidak lulus karena ulahnya. Semenjak itu tersadar dan bertekad setelah lulus harus bisa mandiri,  prepare, dan berhati-hati dalam bertindak.
Sekolah Menengah Pertama di SMPN 17 Surabaya, menjadi saksi pertama perubahan sikap menjadi lebih baik. Mendapat banyak teman baru dan lebih loyal terhadap sesame. Cuma satu yang tidak bisa hilang pada waktu itu, yaitu tidak bisa datang tepat waktu. Selalu terlambat sudah menjadi kebiasaan. Sampai suatu ketika satpam sekolah bosan dengan keterlambatan saya dan tidak membolehkan masuk. Dengan berjuta akal entah kenapa niatan untuk memberikan bekal yang saya bawa pada satpam sekolah tiba-tiba muncul, dan berjanji ini keterlambatan yang terakhir, untungnya satpam sekolah mau menerima bekal itu hahahaha ada ada aja ya . Semasa SMP kegiatan favorit yang diikuti yaitu menari daerah dan ikut tim Cheerleader sekolah. Pulang sekolah jam 3 ,langsung latihan Cheerleader di sekolah dan sorenya jam 6 langsung les primagama, lebih-lebih ketika kelas 9 kegiatan semakin padat. Weekend pun tidak bisa diam dirumah karena ikut les Tae Kwon Do bersama adik dan berenang di lokasi dekat rumah. Ketika itulah saya belajar disiplin waktu, mandiri dan belajar berani mengahadaip situasi diluar dugaan.
Masuk Sekolah Menengah Atas, tidak saya jalani di Surabaya karena lebih memilih di SMK Telkom Malang. Disini benar-benar mendapat banyak teman baru dari berbagai daerah, mata pelajaran yang bisa dibilang sulit karena seharusnya diberikan untuk porsi anak kuliah tapi ini dikhususkan untuk Telkom Malang yang berfokus pada Informatika. Bahasa – bahasa pemrograman mulai dikenalkan pada murid SMK Telkom, karena disekolah diwajibkan membawa laptop sebagai sarana pembelajaran yang sudah menggunakan beberapa software sebagai penunjang pembelajaran. Banyak teman yang solid saya dapatkan pada masa itu bahkan hingga sekarang masih terjaga komunikasinya. Angkatan 19 adalah angkatan saya. SMK Telkom ini juga terkenal dengan solidnya hubungan antar angkatan, dan memang terbukti relasi dari angkatan pertama sampai ankatan berapapun di SMK Telkom yang nantinya tetap berjalan lancar. Contohnya, pengumuman lowongan kerja selalu membanjiri calon lulusan SMK Telkom Malang, tidak sedikit alumni Telkom Malang yang lulus langsung bekerja pada perusahaan ternama bahkan dijalani sambil berkuliah. Dan output  dari lulusan Telkom Malang banyak yang menjadi Manajer Telkom di daerah tertentu atau bahkan di perusahaan lain. Informasi tentang angkatan terbaru dan berita duka atau apapun dari Telkom Malang selalu terdengar dan kami selaku alumni turut berempati jika memang ada informasi urgent. Beberapa sertifikasi Wikucup pelatihan bisa didapat dari kegiatan Telkom Malang. Dan bangga menjadi lulusan Telkom Malang. Sejak kelas 10, keinginan untuk berkuliah di Telkom Bandung sudah terpikirkan, hingga pada kelas 12 semester pertama, saat itu masih dibuka jalur pendaftaran Telkom yang pertama lewat raport , saya ikuti dengan harapan yang sangat besar untuk diterima. Ketika pengumuman penerimaan calon mahasiswa, entah karena apa nama saya ada di daftar calon mahasiswa Telkom Bandung yang sudah diterima dengan jurusan yang sesusai dengan yang saya inginkan. Puji Syukur Alhamdulillah senang luar biasa pada saat itu.
Ketika pertama kali menginjak kota orang yang beda wilayah, sempat merasa takut dan tidak percaya diri, apakah bisa beradaptasi dengan budaya orang sekitar. Awalnya asrama harus wajib dihuni oleh mahasiswa baru, yang satu kamar berisi 4 orang, tapi karena suatu hal kamar yang saya tempati berisi 5 orang dan 3 orang mayoritas nya berasal dari Medan dengan nada bicara yang agak tinggi dan dari Jawa hanya saya dan 1 teman saya. Namun dengan berjalannya waktu adaptasi bisa berjalan tanpa hambatan. Teman-teman baru dari wilayah baru saya dapatkan di kampus Telkom. Berbagai macam kepanitiaan, kegiatan, seminar saya ikuti dengan mindset jaman dulu untuk berburu TAK. Sebelum makin lama makin malas untuk mengikuti kegiatan kampus maka memang sengaja saya padatkan pada semester awal. Hingga explore ke tempat-tempat kuliner, wisata, atau cozy place untuk nongkrong selalu jadi keharusan untuk hangout  bersama teman-teman. Karena sekarang uda semester tua, keinginan untuk hal-hal seperti itu menjadi sedikit berkurang tidak se-hectic dulu. Sekarang ini lebih memikirkan persyaratan dan target lulus yang sesuai serta mulai merancang beberapa hal kedepan setelah lulus dari Universitas Telkom.
Beberapa hal yang uda terpikirkan setelah lulus yaitu ingin bekerja di OJK yang sebelumnya merupakan tempat magang. Di kantor  banyak sekali pengalaman kerja dan bertukar pikiran dengan karyawan dikantor. Budaya yang diterapkan sudah menjadi kebiasaan yang harus dijalani sehingga terbiasa. Bertambahnya relasi dengan beberapa orang di beberapa kantor menjadi nilai tambahan untuk saya pribadi sehingga lebih mudah mendapatkan informasi jika sewaktu-waktu membutuhkan. Bukan berarti menjadi karyawan selamanya menjadi target saya. Punya bisnis pribadi uda menjadi cita-cita dari dulu. Kalau ada kesempatan dan waktu serta segala hal yang dibuhkan uda bisa terpenuhi, punya produk kecantikan sendiri dan butik hijab yang simple tapi tidak terlalu syar’i menjadi impian besar dimasa yang akan datang serta bisnis dibidang Travelling. Menjalani kegiatan yang sesuai dengan hobby itu lebih menyenangkan apalagi bisa menghasilkan uang di bidang sesuai kesenangan. Untuk rencana awal memang bekerja menjadi karyawan untuk mengumpulakn pundi-pundi modal dan semoga nantinya bisa memiliki karyawan sendiri yang bekerja untuk bisnis saya. Tidak hanya dari segi ekonomi di masa yang akan datang, bahkan rencana untuk pernikahan seperti Event Organizer yang meliputi gedung, catering, gaun pengantin, dekorasi ruangan, tema yang diambil sudah ada beberapa gambaran yang terpikir pada saat ini.
Beberapa rencana diatas memang untuk pribadi, sedangkan harapan-harapan untuk keluarga pasti ada salah satunya untuk ayah dan ibu bisa naik haji secepatnya dan bisa beristirahat dari pekerjaan mereka. Saya menginginkan mereka untuk hidup bahagia dirumah dengan melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan hobby mereka bukan dengan bekerja seperti sekarang. Tetapi saya sadar semua harapan dan rencana di masa yang akan datang tidak akan terwujud tanpa kita ber-ikhtiar ( usaha ). Usaha apa yang dilakukan agar dapat mewujudkan harapan-harapan itu ? Itulah yang menjadi pertanyan besar untuk saya. Tapi saat ini yang menjadi acuan untuk saya setiap harinya adalah “Selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari” mulai dari hal-hal kebaikan kecil akan saya lakukan terlebih jika ada orang lain yang membutuhkan. Karena hal yang besar tidak akan terwujud tanpa ada hal-hal kecil yang sudah kita lakukan. Untuk saat ini kegiatan maksimal yang bisa saya lakukan yaitu menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dengan sangat baik dan tepat waktu untuk mendapatkan nilai terbaik pada mata kuliah tersebut karena status saat ini adalah sebagai mahasiswa. Tetapi tidak lupa dengan status sebagai anak yang harus selalu patuh dan taat kepada orang tua, hal kecil yang saya lakukan yaitu selalu memberi kabar tentang kegiatan yang saya lakukan di Bandung dan berusaha untuk membuat mereka tidak khawatir. Pada intinya harapan saya kedepan, dapat lebih mandiri dengan mampu membiayai kebutuhan diri saya secara pribadi dan keluarga . Sempat terpikir pada waktu SD untuk menjadi penulis, karena memang dulu saya hobby menulis kegiatan sehari-hari dalam bentuk diary dan orang lain yang membaca katanya sih berasa seperti ada dalam kegiatan aku itu. Kegiatan itu rutin dilakukan sampai kelas 4 SD entah kenapa tiba-tiba terhenti untuk menulis dan lebih memilih berkegiatan menari, yang merupakan hobby saya ketika kecil. Mungkin karena memang masih labil jadi tidak konsisten pada satu kegiatan. Beberapa kegiatan memang sempat saya lakukan secara rutin selama beberapa tahun namun tidak satupun yang menjadi fokus hingga saat ini, mungkin karena belum menemukan soul pada diri sendiri.
Ketika tumbuh semakin dewasa lebih bisa memilah kegiatan mana yang sesuai dengan kesukaan dan lebih belajar menghargai waktu. Karena orang sukses dan orang yang biasa-biasa saja pada dasarnya sama memiliki waktu 24 jam dalam sehari. Tetapi mengapa mereka bisa menjadi orang hebat ? Itulah motivasi saya untuk lebih menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Harapan lainnya untuk pribadi yaitu ingin memiliki usaha kos-kosan bisa di Bandung maupun di Surabaya, bisa mendesain dan memeiliki rumah sesuai dengan keinginan pribadi. Kendaraan pribadi yang bisa didapat dari hasil keringat sendiri. Memang bukan hal yang mustahil apabila semua dilakukan dengan kerja keras dan tekun. Tidak ada hal yang tidak mungkin kecuali kita sendiri yang membuat hal tersebut menjadi tidak mungkin untuk diwujudkan. Teman-teman disekitar, saudara-saudara dan orang tua menjadi referensi, pengetahuan dan semangat baru untuk selalu melakukan hal lebih baik. Relasi yang banyak mulai dari berbagai bidang dan dari segala sisi menjadi faktor penting untuk memperoleh informasi lebih mudah terkait hal yang kita butuhkan. Relasi memang tidak terasa manfaatnya secara langsung namun apabila dapat menjaga komunikasi dengan beberapa rekan terdekat secara kontinyu manfaat itu akan dirasakan ketika kita sedang merasa kesulitan. Oleh karena itu, teman semasa sekolah, kuliah dan bekerja sangat penting untuk selalu menjaga komunikasi yang baik dengan mereka.               

0 komentar:

Posting Komentar